Antara Kesehatan dan Kesenangan

Zaman terus berubah. Setiap hari selalu ada bunga yang mekar dan bayi yang dilahirkan. Tapi mengapa bangsa Indonesia selalu hidup dalam keterpurukan?? Katanya IPTEK terus berkembang, zaman semakin canggih, hidup tambah gampang, tapi mengapa masih ada orang yang ingin mencari pintu neraka??
IMS, HIV/AIDS, dan narkoba sudah banyak merenggut jiwa masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun. Hitung saja berapa banyak kasus HIV/AIDS yang ditemukan sejak tahun 1987 hingga kini dan kenaikan kasus narkoba yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Bukan hanya para orang tua saja yang mudah terjerumus dalam kasus-kasus di atas, tapi para remaja pun turut terlibat di dalamnya.
Lantas semua ini salah siapa? Tuhan? Alam? Pemerintah? Masyarakat? Orang tua? Atau siapa? Itu bukan hal penting untuk dipertanyakan. Yang harus dipertanyakan adalah bagaimana cara kita agar tidak terjangkit IMS dan HIV/AIDS serta terhindar dari bahaya narkoba.
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mempelajari semua seluk beluk dari kasus-kasus tersebut. Alangkah baiknya, kita harus mengetahui dulu, apa sih arti dari masa remaja? Sebab pada masa inilah awal mula seorang anak mulai masuk dalam dunia ‘dewasa’

Masa remaja! Mungkin kata ini tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Masa remaja adalah masa yang paling indah, karena masa ini adalah masa ketika anak-anak berubah menjadi dewasa. Berubah?? Mungkin siapa saja yang mendengar kata ‘berubah’ akan bertanya-tanya, ‘apa sih yang berubah?’
Masa remaja adalah masa penuh perubahan, baik perubahan fisik, biologis, maupun psikologis, atau biasa disebut sebagai masa pubertas. Masa ini ditandai dengan kematangan alat reproduksi. Pada wanita, masa pubertas dimulai pada usia sekitar 9 - 13 tahun, sedangkan pada pria dimulai pada usia 13 – 15 tahun.
Jerawat yang tumbuh di wajah, suara yang menjadi berat, tumbuh rambut di daerah ketiak dan kelamin, tubuh yang semakin berbentuk dan berfungsinya alat-alat reproduksi. Ini semua merupakan sebagian dari tanda-tanda seseorang pada awal masa remaja.
Tanpa kita sadari, ketika kita telah beranjak menjadi dewasa, selain perubahan fisik dan biologis yang terjadi pada tubuh kita, perubahan psikologis juga turut kita alami. Misalnya tidak suka diatur sama orang tua dan lebih perhatian terhadap diri sendiri. Dulu kita pergi biasanya selalu bersama-sama dengan orang tua atau keluarga kita, tapi sekarang, ketika memasuki masa puber, kita lebih senang pergi bersama teman-teman. Selain itu, kita juga mulai suka melirik dan tertarik pada lawan jenis, serta mulai memilih-milih standar untuk menentukan mana yang bagus atau jelek untuk menilai sesuatu. Hmm… itulah remaja. Eits, tapi bukan hanya itu saja, ketika memasuki masa remaja, kita juga memiliki kemampuan seperti orang dewasa, tetapi di lain pihak kita belum memiliki kewenangan untuk menggunakan kewenangan tersebut.
Keterbatasan cara pandang remaja menyebabkannya sulit menunda pemuasan seketika, sehingga kita (remaja) lebih mirip anak kecil yang berbadan besar daripada orang dewasa. Oleh karena itu, remaja rawan terhadap stres dan frustasi.
Ciri lain remaja adalah ingin tahu dan ingin mencoba, senang melakukan hal-hal yang mengundang resiko (ngebut di jalan, merokok, minum minuman keras, dan mencoba narkoba), serta melawan otoritas dalam rangka mencari identitas diri dengan menerima nilai-nilai kelompok.
Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan. Jika orang tua terlalu mengekang anak, maka akan terjadi pembangkangan oleh anak atau sebaliknya anak menjadi pasif dan terlalu takut pada orang tuanya, sehingga ia akan sulit berapresiasi, berekspresi serta bergaul dengan teman-teman sebayanya. Hal ini tentu dapat menghambat proses kedewasaan anak.
Tapi jika remaja dibiarkan dan tidak diberi batas-batas, maka remaja akan sulit mengendalikan kemauan bebasnya. Dan akhirnya ia akan tumbuh menjadi generasi baru dengan nilai-nilai yang terlepas sama sekali dari nilai-nilai generasi lama dan lepas kendali.
Oleh karena itu, sebagai orang tua harus betul-betul memahami tentang perubahan yang terjadi pada anaknya. Jangan terlalu menyalahkan anak karena perubahan sikap yang terjadi pada dirinya, tetapi berusahalah untuk menjadi teman akrab bagi anak. Jika hal ini dilakukan, maka remaja akan tumbuh sebagai generasi baru dengan tetap berpegangan pada nilai-nilai yang telah ditanamkan masyarakat.
Perlu kita ketahui, semua perubahan yang terjadi ini disebabkan karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks (progesteron dan estrogen untuk wanita, serta testosteron untuk pria) yang membuat alat reproduksi bekerja dan menyebabkan perubahan pada tubuh.
Bekerjanya alat reproduksi menyebabkan kita sudah mampu membuat keturunan.
Ketika lahir, wanita sudah punya sekitar 1 juta sel telur di dalam sepasang ovariumnya. Sejak pubertas, setiap bulan dilepaskan satu sel telur yang matang. Proses pelepasan ini lebih dikenal dengan ovulasi. Sel telur ini akan menuju uterus (rahim) melalui oviduk/tuba fallopi (saluran telur). Pada oviduk dapat terjadi pembuahan (fertilisasi), yaitu bergabungnya inti sel telur dengan sperma yang akan menghasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan berkembang menjadi janin (embrio) dan tertanam pada dinding uterus sampai janin siap untuk dilahirkan melalui vagina (lubang kelamin).
Sejak pubertas, pria memproduksi sekitar 100-400 juta sel sperma setiap hari. Sperma ini disimpan di epididimis selama 4-5 minggu sampai matang dan siap membuahi. Pada saat akan ejakulasi, sperma ini berjalan melalui vas deferens (saluran sperma). Ketika melewati vesica seminalis, sperma akan bergabung dengan cairan semen dan cairan semen yang diproduksi di kelenjar prostat yang akan melancarkan jalannya sperma.
Seiring dengan bekerjanya alat reproduksi, kita juga mempunyai dorongan untuk melakukan kegiatan seksual. Sebagai remaja yang berstatus pelajar, sebaiknya niat itu diurungkan. Perlu kita sadari, bahwa kegiatan seksual apapun, bukan hanya aktivitas fisik saja yang dipentingkan, tapi ada hal-hal lain yang harus dipertimbangkan, yakni apakah kita siap menanggung resiko dari perilaku seksual itu???? Bagaimana dengan masa depan kita???? Bagaimana jika kita terjangkit Infeksi Menular Seksual atau AIDS???? Bagaimana reaksi orang-orang terdekat kita???? Dan apakah kegiatan seksual itu sejalan dengan nilai pribadi kita atau tidak???? Hanya kita yang bisa menjawabnya.....!!!!
Namun anehnya, ketika kita berbicara soal reproduksi di depan masyarakat umum, pasti mereka akan langsung tertawa. Entah apa yang mereka tertawakan. Apakah hal ini masih tabuh untuk diperbincangkan? Kalau itu alasannya, berarti salah besar. Di era yang modern ini, kebanyakan di antara kita sangat tak peduli dengan kesehatan reproduksi. Padahal hal ini sangat penting. Terlalu banyak di luar sana saudara-saudara kita yang terjangkit IMS (Infeksi Menular Seksual), seperti kencing nanah, herpes, sifilis, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina, kutil kelamin dan AIDS yang telah merenggut banyak jiwa dari tahun ke tahun.
Perlu kita ketahui, AIDS adalah penyakit mematikan yang paling berbahaya di abad 20 ini. Di Nusa Tenggara Timur saja, terdapat lebih dari 8500 orang hidup dengan HIV/AIDS. Penyakit yang disebabkan oleh HIV ini diyakini berasal dari simpanse. Penularan dari simpanse ke manusia dapat terjadi karena perburuan dan pembunuhan simpanse oleh manusia atau karena lalat sapi pengisap darah yang menjadi vektor virus ini. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serangan infeksi penyakit lain, karena sistem kekebalan tubuhnya terus menurun secara drastis. Bahkan kuman yang bagi orang biasa tidak menimbulkan penyakit, pada penderita HIV dapat mengakibatkan kematian. Sedangkan penularan HIV/AIDS untuk pasien IMS minimal 3,5 – 5 kali lebih tinggi daripada efisiensi penularan HIV untuk orang yang tidak menderita IMS. Hal ini disebabkan karena beberapa jenis IMS dapat menyebabkan luka, sehingga mempermudah masuknya virus HIV. Wow!!!!! Sungguh tragis. Bahkan pada penderita AIDS, virus HIV terdapat pada seluruh cairan tubuhnya, tetapi yang bisa menularkan hanya yang terdapat pada sperma (air mani), darah dan cairan vagina. AIDS dapat menular jika seseorang berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan seksual dengan orang yang positif terinfeksi virus HIV, memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV, menerima transfusi darah yang tercemar HIV dan ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkan kepada bayi dalam kandungannya.
Sampai saat ini AIDS belum ada obatnya. Oleh karena itu, sedapat mungkin kita harus menghindari terinfeksi HIV dengan cara:
• Tidak melakukan hubungan seks bebas atau berganti-ganti pasangan, dan tidak berhubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS.
• Sedapat mungkin menghindari transfusi darah yang tak jelas asalnya.
• Penderita HIV/AIDS dan mereka yang berisiko tinggi menderita HIV/AIDS diharapkan sadar untuk tidak menjadi pendonor darah, karena akan menularkan penyakitnya pada orang lain.
• Perbanyak informasi yang benar tentang HIV/AIDS. Banyak orang mendapat informasi tentang IMS dan HIV/AIDS dari sumber yang salah, seperti teman atau masyarakat umum yang hanya asal bicara tentang IMS dan HIV/AIDS.
• Memanfaatkan perkembangan teknologi sebagaimana fungsinya. Kemajuan teknologi selain membawa dampak positif bagi peradapan dunia, juga akan membawa dampak negatif bagi perkembangan moral apabila tidak diatur sebagaimana fungsinya. Contohnya, banyak remaja yang mengakses internet untuk melihat gambar-gambar porno, bukan untuk mendapatkan informasi tentang ilmu pengetahuan.
• Menghindari perilaku pacaran yang berlebihan. Banyak remaja yang menyalahgunakan arti pacaran. Mereka berpendapat, jika sudah berpacaran, maka mereka mempunyai ‘hak’ untuk melakukan kegiatan seksual. Pemikiran ini tentu salah besar. Selain berisiko terinfeksi HIV, kegiatan seksual itu juga sangat bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat maupun nilai-nilai agama yang ada.
• Tidak mengonsumsi narkoba. Saat ini sebagian besar penderita AIDS terinfeksi karena memakai jarum suntik bersama-sama. Untuk itu, cara yang paling aman untuk menghindari HIV/AIDS adalah “KATAKAN TIDAK PADA NARKOBA”
Narkoba adalah barang basi yang harus dibasmi. Banyak orang mengenal narkoba lewat coba-coba. Sebab kalau tidak, nanti dicela. Akhirnya pertahanan mereka jebol juga. Namun ada faktor lain yang menyebabkan seseorang mencandu narkoba, yaitu kurang mendapat perhatian dari keluarga atau teman-temannya. Dengan demikian, orang tersebut mencari kesenangan dan mengurangi rasa jenuh serta stresnya dengan menggunakan narkoba atau NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif).
Para pecandu NAPZA akan terus-menerus menginginkan barang basi tersebut dengan dosis yang meningkat. Jadi, kalau ada yang bilang bahwa pengguna narkoba dapat dikontrol,itu tidak benar. Penggunaan narkoba dapat mengganggu sistem antibodi dan sistem metabolisme tubuh. Akibatnya, tubuh lebih mudah terserang penyakit dan lebih sulit sembuh.
Pada wanita, pemakaian NAPZA akan menimbulkan gangguan siklus menstruasi bahkan tidak mengalami menstruasi. Selain pemakaian NAPZA, ada pula beberapa hal yang mempengaruhi seorang remaja putri belum mendapatkan menstruasi padahal umurnya sudah mencukupi. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Seseorang yang menjadi olahragawati atau aktivitas olah raganya terlalu berat. Ia akan mendapat menstruasi setelah ia menghentikan kegiatan olah raganya atau berbagai pertandingannya.
2. Seorang remaja putri yang terlalu kurus atau terlalu gemuk.
3. Seseorang yang stres atau mengalami tekanan jiwa.
4. Seseorang yang mempunyai penyakit berat.

Biar tidak terjerumus dalam narkoba :
 Jangan pernah mencobanya.
 Siapkan mental dan tekad untuk menolak kalau ditawari.
 Selektif dalam memilih teman.
 Perbanyak informasi dari berbagai sumber terpercaya tentang bahaya narkoba.
 Berani bilang “TIDAK” kalau mendapat tawaran narkoba. Pakai alasan mulai dari yang lucu sampai seram. Kalau cara ini tidak manjur, alihkan topik pembicaraan ke lainnya. Kalau masih tidak mempan juga, tinggalkan tempat itu. Lebih baik cari teman baru yang lain daripada masa depan kita dikorbankan.
 Lakukan banyak kegiatan yang positif biar lebih percaya diri.

Kata-kata jitu buat menolak jika ditawari narkoba :
! “Sorry, ya. Kayaknya aku nggak butuh.”
! “Wah, aku nggak ada waktu untuk itu.”
! “No, thanks.”
Yah,,,, itulah narkoba.
Sebagian IMS bisa diobati. Tapi, kalau tidak cepat diobati justru bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah, seperti kemandulan, kebutaan, kerusakan sistem syaraf, kelumpuhan, bahkan kematian.
Sekarang kita sudah tahu, betapa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, kita perlu menyadari betul apa yang ingin kita lakukan, sehingga kita benar-benar siap menerima resikonya. Jangan sampai yang kita lakukan hanya karena bujukan dan pengaruh orang lain atau karena kita terlambat serta tidak menyadarinya terlebih dahulu. Sebab, kitalah yang akan menanggung resiko dari semua perbuatan yang kita lakukan, bukan teman, keluarga, atau orang lain.
Perlu kita ketahui, Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Dan kaum remajalah yang paling mendomonasinya. Remaja adalah harapan bangsa Indonesia. Apa jadinya bangsa ini jika para remajanya justru tak menghiraukan perkataan tersebut???? Tentunya bangsa Indonesia yang tergolong dalam kategori Negara berkembang ini akan selamanya menjadi Negara berkembang atau bahkan akan menjadi Negara miskin…!!!!!
Untuk itu, jadilah remaja yang sadar akan tugas yang akan kita emban nantinya. Caranya, yakni dengan menjaga kesehatan reproduksi kita agar terhindar dari bahaya IMS, HIV/AIDS, dan narkoba.
Mulailah dari diri kita sendiri !!!!!!!!!!









DAFTAR PUSTAKA

Muid, Fatimah. 2004. Inspirasi Sains. Jakarta: Ganeca Exact.
Syamsuri, Istamar. 2006. Sains Biologi SMP. Malang: Erlangga.
Waluyo, Mudji. 2007. Pedoman Pelaksanaan PG4. Jakarta: Badan Narkotika Nasional.
Moeliono, Laurike. 2003. Proses Belajar Aktif Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: PKBI, BKKBN, UNFPA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar